MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM POSING
UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG BARISAN
DAN DERET BILANGAN
SISWA KELAS
IX-E SMP NEGERI 13 PURWOREJO
Oleh.
Teguh Widodo, S.Pd., M.M
(Guru
Matematika SMP Negeri 13 Purworejo)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian tindakan kelas
ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar barisan dan deret bilangan
melalui model pembelajaran problem posing bagi siswa kelas IX-E SMP Negeri 13
Purworejo semester genap tahun pelajaran 2007/2008.
Penelitian Tindakan kelas ini
dilakukan pada bulan Desember 2007 sampai bulan April 2008 di SMP Negeri 13
Purworejo Jalan Tentara Pelajar N0 2 Kutoarjo Kabupaten Purworejo. Subyek
penelitian adalah siswa kelas IX-E SMP Negeri 13 Purworejo tahun pelajaran
2007/2008 yang berjumlah 40 anak.
Penelitian
dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari
dua siklus dan tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu menentukan
perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan, melakukan pengamatan hasil
tindakan dan melakukan refleksi dari hasil pengamatan. Tiap siklus menggunakan menggunakan model
pembelajaran problem posing.
Hasil penelitian menunjukkan motivasi dan
aktivitas siswa secara individu nenunjukan peningkatan dari cukup hingga sangat
baik pada siklus I mencapai 70%, dan pada siklus II terjadi peningkatan yang
cukup baik yaitu menjadi 85%. Hasil penelitian pada siklus II juga menunjukan
bahwa sikap siswa dalam menerima materi pelajaran sudah menunjukan sikap yang lebih serius,
antusias, dan senang yaitu hingga mencapai 90%, serta penyelesaian tugas-tugas
yang dikerjakan oleh siswa juga mengalami peningkatan hingga mencapai 90%.
Sedangkan dilihat dari prestasi hasil belajar siswa yang sebelum siklus I hanya memperoleh rata-rata 6,75 dan ketuntasan belajar klasikal
68%, ternyata setelah digunakan model pembelajaran problem posing pada siklus I
diperoleh rata-rata sebesar 7,85 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai
80%, hingga pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu
memperoleh rata-rata sebesar 8,25 dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 84%.
Kata Kunci: Problem Posing, Pembelajaran, Barisan dan Deret Bilangan.
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Motivasi belajar siswa
dapat dilihat dari sikap dan perilaku siswa dalam proses belajar mengajar. Motivasi
belajar matematika tentang barisan dan deret bilangan siswa kelas IX-E semester
genap SMP Negeri 13 Purworejo sangat rendah hal ini dalam dilihat pada rendahnya
motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran serta cara menjawab pertanyaan yang
diajukan guru terkesan asal-asalan.
Padahal motivasi belajar
siswa yang rendah tersebut dapat berpengaruh terhadap prestasi hasil belajar
siswa. Untuk itulah peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas
dengan harapan setelah dilakukan penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan motivasi
belajar matematika tentang barisan dan deret bilangan siswa kelas IX-E SMP
Negeri 13 Purworejo.
Banyak faktor yang
menyebabkan rendahnya motivasi belajar matematika tentang barisan dan deret
bilangan bagi siswa kelas IX-E SMP
Negeri 13 Purworejo. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor siswa, faktor
materi, faktor guru, faktor proses dan sebagainya. Salah satu faktor proses
tersebut adalah kurang tepatnya model pembelajaran yang diterapkan guru dalam
membahas materi tentang volum dan luas sisi bangun ruang sisi lengkung.
Banyak model yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran matematika, tetapi dalam penelitian ini peneliti
hanya akan meneliti satu model saja yaitu model problem posing. Dengan menggunakan
model problem posing diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar matematika
tentang barisan dan deret bilangan bagi siswa kelas IX-E SMP Negeri 13
Purworejo.
Untuk meningkatkan motivasi
belajar matematika tentang barisan dan deret bilangan siswa kelas IX-E,
peneliti perlu melakukan tindakan dengan menggunakan model problem posing dalam
pembelajaran. Pada siklus I peneliti akan menggunakan model problem posing
dengan penugasan tugas kelompok besar dimana satu kelompok terdiri dari delapan
siswa, sedangkan pada siklus II peneliti akan menggunakan model problem posing
dengan penugasan tugas kelompok kecil dimana satu kelompok terdiri empat siswa
yakni dengan teman satu meja dan meja depan atau belakangnya.
Rumusan Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah apakah model problem posing dapat meningkatkan motivasi
belajar barisan dan deret bilangan bagi siswa kelas IX-E SMP Negeri 13
Purworejo semester genap tahun pelajaran 2007/2008?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk meningkatkan motivasi belajar barisan dan deret bilangan melalui model
problem posing bagi siswa kelas IX-E SMP Negeri 13 Purworejo semester genap
tahun pelajaran 2007/2008.
KAJIAN
TEORI
Pembelajaran
Menurut Yulaelawati (2004: 54) dalam teori konstruktivistik, belajar
merupakan proses yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan
pengalaman dan perundingan (negosiasi) makna melalui berbagai informasi atau
mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau kerja sama
dengan orang lain. Pembelajaran yang dalam hal ini pengajaran menurut Rohani (2004:
01) merupakan aktivitas (proses) yang sistematis dan sistematik yang terdiri
atas banyak komponan. Lebih lanjut Rohani (2004: 04) menjelaskan bahwa suatu
pengajaran akan bisa disebut berjalan dan berhasil secara baik, manakala ia
mampu mengubah diri peserta didik dalam arti yang luas serta mampu menumbuhkembangkan
kesadaran peserta didik untuk belajar sehingga pengalaman yang diperoleh
peserta didik selama ia terlibat dalam proses pengajaran itu, dapat dirasakan
manfaatnya secara langsung bagi perkembangan pribadinya.
Teori Motivasi
McDonald (dalam Soemanto, 2006: 203), memberikan sebuah definisi tentang
motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang
ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.
Pengertian motivasi ini mengandung tiga unsur yaitu: (1) motivasi dimulai
dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang, (2) motivasi itu ditandai
oleh dorongan afektif, dan (3) motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai
tujuan. Motivasi merupakan bagian dari learning.
Menurut Lambas dkk (2004: 7),
motivasi juga dapat didefinisikan sebagai tenaga pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah
suatu tujuan tertentu. Adanya motivasi pada siswa dapat terindikasi oleh
kuatnya tingkah laku siswa untuk mencapai tujuan. Apabila siswa mempunyai motivasi
tinggi maka ia akan: (1) memperlihatkan minat dan mempunyai perhatian, (2)
bekerja keras dan memberikan waktu kepada usaha tersebut, serta (3) terus
bekerja sampai tugas terselesaikan. Guru dapat meningkatkan motivasi kompetensi
siswa dengan menerapkan pendekatan internal sehingga unjuk kerja siswa dapat
berubah, dan siswa dapat mengontrol prestasinya. Hal itu dapat dilakukan dengan
jalan: (1) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat diri sendiri secara
objektif, (2) menyesuaikan tingkat kesukaran tugas dengan kemampuan siswa,
sehingga siswa mempunyai
harapan untuk berhasil, (3) memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan tugas yang mempunyai nilai tinggi dan membangkitkan
minat, (4) tugas disesuaikan dengan minat dan pengalaman siswa sebelumnya, (5)
materi matematika yang disajikan disusun dan diberikan sedemikian rupa sehingga
menarik perhatian dan mengikutsertakan siswa, dan (6) memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melakukan penguatan pada diri sendiri atas usaha dan
ketahanannya.
Sedangkan menurut Rustiyah (1989: 40), Komponen sekolah yang dapat
mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain: guru, materi pelajaran, alat
peraga, model dan metode pelajaran, serta lingkungan fisik sekolah. Ada tiga
hal mengenai guru yang mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu: (1) kebiasaan
guru di kelas, (2) sikap dan gaya guru, (3) penguasaan siswa dalam kelas.
Motivasi siswa juga dipengaruhi oleh materi pelajaran yang dibutuhkan siswa,
alat peraga yang mendukung pembelajaran yang menarik, serta model dan metode
pembelajaran yang tepat.
Model Pembelajaran Problem Posing
Problem posing merupakan
istilah dalam bahasa Inggris, sebagai padanan katanya digunakan istilah
“merumuskan masalah (soal)” atau “membuat masalah (soal)”. Menurut Lyn D. English (1997; dalam Suyitno, 2007: 2),
model pembelajaran Problem Posing adalah suatu model pembelajaran yang
mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal
(berlatih soal) secara mandiri. Problem
posing mempunyai tiga pengertian, yaitu: pertama, problem posing adalah
perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa
perubahan agar lebih sederhana dan dapat dipahami dalam rangka memecahkan soal
yang rumit (problem posing sebagai salah satu langkah problem solving). Kedua,
problem adalah perumusan soal yang berkaitan dengan syarat-syarat pada pada
soal yang telah dipecahkan dala rangka mencari alternatif pemecahan lain (sama
dengan mengkaji kembali langkah problem solving yang telah dilakukan). Ketiga, problem
posing adalah merumuskan atau membuat soal dari situasi yang diberikan.
Suparno (2007: 100),
menyatakan bahwa dalam model pembelajaran problem posing, siswa diajak belajar
lewat menyusun persoalan dan pertanyaan. Setelah para siswa menyusun persoalan
atau permasalahan sesuai bahan, guru kemudian mengumpulkan permasalahan itu,
dan akhirnya juga para siswa sendiri yang harus mengerjakan persoalannya.
Keuntungan model pembelajaran problem posing adalah persoalan yang muncul pada
siswa dapat lebih bervariasi daripada yang disiapkan oleh guru sendiri. Dapat
juga persoalannya lebih merata dan menunjukan di mana siswa masih mempunyai
kesulitan. Dengan demikian guru nantinya dapat lebih mudah untuk membantu
menekankan konsep yang perlu dipelajari siswa.
Tetapi perlu diingat bahwa
pada pembelajaran problem posing, jika siswa gagal menemukan jawabannya, maka
guru merupakan nara sumber utama bagi siswanya. Jadi, guru harus benar-benar
menguasai materi.
Barisan
dan Deret Bilangan
Barisan dan deret bilangan merupakan materi esensial yang diberikan di
kelas IX SMP semester genap. Dalam materi ini dibahas tentang barisan bilangan,
deret bilangan dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori di atas, maka model
pembelajaran problem posing akan meningkatkan motivasi belajar matematika,
sehingga akan mendorong meningkatnya prestasi belajar matematika. Pembelajaran
problem posing akan mendorong siswa yang malas belajar untuk mempelajari materi
yang disajikan, karena ia punya tugas untuk membuat soal beserta
penyelesaiannya. Siswa akan dapat membuat soal dengan baik jika memahami materi
bahan ajar dengan baik. Hal tersebut akan mendorong siswa untuk mempelajari
unsur-unsur yang ada pada materi tersebut selangkah demi selangkah. Pembuatan
soal dalam kelompok, akan membantu siswa yang kurang pandai untuk belajar
bersama kepada yang pandai. Dalam proses mempersiapkan persoalan matematika,
berarti siswa sudah berpikir tentang materi tersebut. Oleh karena itu,
sebenarnya mereka sudah mulai belajar secara konstruktivis. Pembuatan soal
beserta penyelesaiannya akan mendorong siswa untuk belajar memahami soal yang
dibuat oleh siswa itu sendiri. Hal itu akan meningkatkan pemahaman konsep
materi tersebut, sehingga akan menambah motivasi dalam belajarnya, yang pada
akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Semakin banyak soal yang bisa
ia buat dan bisa ia selesaikan dengan benar
akan menambah rasa percaya diri pada diri siswa, sehingga akan menambah
motivasi belajar pada diri siswa. Dengan menggunakan model pembelajaran problem
posing akan memberikan nilai komunikasi dan pengalaman belajar bagi siswa.
Sebagai jawaban sementara atas hasil tindakan yang dilakukan dalam penelitian
ini maka dapat diajukan suatu hipotesa, yaitu
melalui model pembelajaran problem posing dapat
ditingkatkan motivasi belajar
matematika
METODOLOGI
PENELITIAN
Setting dan Subyek Penelitian
Penelitian Tindakan kelas
ini dilakukan pada bulan Desember 2007 sampai bulan April 2008 di SMP Negeri 13
Purworejo Jalan Tentara Pelajar N0 2 Kutoarjo Kabupaten Purworejo. Subyek penelitian
adalah siswa kelas IX-E SMP Negeri 13 Purworejo tahun pelajaran 2007/2008 yang
berjumlah 40 anak.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan
data adalah teknik tes dengan menggunakan tes tertulis dan teknik non tes
dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara.
Analisis Data
Data yang terkumpul yang berupa data kuantitatif
dianalisis dengan menggunakan analisis diskriptif komparatif yang dilanjutkan
dengan refleksi. Diskriptif komparatif dalam hal ini dengan cara membandingkan
hasil tes pada kondisi awal dibandingkan dengan hasil tes pada siklus pertama,
dan hasil tes pada siklus pertama dibandingkan dengan hasil tes pada siklus
kedua. Sedangkan data yang berbentuk kualitatif yang diperoleh dari proses
pembelajaran dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang
dilanjutkan refleksi.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
penelitian tindakan kelas. Dalam pembelajaran, peneliti menggunakan model pembelajaran
problem posing. Terdapat dua siklus dalam penelitian ini, dan tiap siklus
terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) menentukan perencanaan tindakan; (2)
melaksanakan tindakan; (3) melakukan pengamatan hasil tindakan dan (4)
melakukan refleksi dari hasil pengamatan.
Dalam proses pembelajaran dengan
model pembelajaran problem posing, kegiatan yang dilakukan adalah siswa
membuat soal beserta penyelesaiannya untuk saling dikerjakan oleh siswa lain
sesuai kompetensi dasar yang diajarkan. Mula-mula guru menjelaskan materi
pelajaran kepada para siswa. Guru memberikan contoh/latihan soal secukupnya.
Kemudian siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang, tetapi
siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. Soal tersebut kemudian
saling ditukar dengan temannya untuk dicari penyelesaiannya. Setelah
selesai dikerjakan, dikembalikan ke pembuat soal untuk dikoreksi dan
dikomentari. Tugas ini dilakukan secara
kelompok (mengacu pada pembelajaran kooperatif), sehingga anak yang lemah dapat
dibantu oleh anak yang pandai (penggunaan tutor sebaya). Kemudian siswa diberi
tugas untuk membuat soal beserta penyelesaiannya secara individu.
Selama proses pembelajaran
berlangsung, guru melakukan monitoring terhadap motivasi dan aktivitas siswa,
antara lain: (1) sikap penerimaan materi, meliputi: sikap serius, antusias, dan
sikap senang, (2) keberanian bertanya dan mengemukakan pendapat, dan (3)
ketuntasan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru. Selain
mengamati proses pembelajaran, guru juga menganalisis data yang
diperoleh yang berupa hasil
pengamatan/monitoring motivasi dan aktivitas siswa serta tes hasil belajar siswa.
Hipotesis Tindakan
Melalui model problem
posing pembelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi belajar barisan dan
deret bilangan pada siswa kelas IX-E SMP Negeri 13 Purworejo tahun pelajaran
2007/2008.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan data hasil pengamatan/monitoring dan wawancara beberapa siswa
menunjukan bahwa sebagian besar siswa menyatakan setuju dan senang terhadap
penerapan model pembelajaran problem
posing, karena mereka dapat saling tukar pengetahuan dan pengalaman belajar
dengan teman yang lain, memperoleh pengalaman belajar yang berarti, serta
menimbulkan rasa percaya diri, sehingga dapat menambah motivasi belajarnya.
Motivasi dan aktivitas siswa secara individu juga nenunjukan peningkatan dari
cukup hingga sangat baik pada siklus I mencapai 70%, dan pada siklus II terjadi
peningkatan yang cukup baik yaitu menjadi 85%. Hasil penelitian pada siklus II
juga menunjukan bahwa sikap siswa dalam menerima materi pelajaran sudah menunjukan sikap yang lebih serius,
antusias, dan senang yaitu hingga mencapai 90%, serta penyelesaian tugas-tugas
yang dikerjakan oleh siswa juga mengalami peningkatan hingga mencapai 90%.
Sedangkan dilihat dari prestasi hasil belajar siswa yang sebelum siklus I hanya memperoleh rata-rata 6,75 dan ketuntasan belajar
klasikal 68%, ternyata setelah digunakan model pembelajaran problem posing pada
siklus I diperoleh rata-rata sebesar 7,85 dengan ketuntasan belajar klasikal
mencapai 80%, hingga pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu
memperoleh rata-rata sebesar 8,25 dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 84%.
SIMPULAN
DAN SARAN
Simpulan
Melalui model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan motivasi
belajar barisan dan deret bilangan pada siswa kelas IX-E SMP Negeri 13
Purworejo tahun pelajaran 2007/2008
Saran
Penelitian ini membuktikan bahwa melalui model pembelajaran problem
posing dapat meningkatkan motivasi belajar barisan dan deret bilangan pada
siswa kelas IX-E SMP Negeri 13 Purworejo tahun pelajaran 2007/2008. Meningkatnya
motivasi belajar siswa juga berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Ella Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan
Pembelajaran. Bandung: Pakar Raya.
Lambas
,dkk. 2004. Matematika. Modul Pelatihan Terintegrasi. Jakarta:
Depdiknas.
Rohani Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Roestiyah. 1989. Dikdaktik Metodik. Jakarta:
PT Bina Aksara
Soemanto,Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suyitno, Amin. 2007. Pemilihan Model-model Pembelajaran dan
Penerapannya di SMP/MTs. Makalah
Pelatihan Bintek Guru-guru SMP.
Semarang: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar