Widodo, Teguh, 2012. Tipas Karpet untuk Meningkatkan Kompetensi
Bangun Ruang Sisi Datar Peserta Didik Kelas VIII-C SMP Negeri 3 Purworejo
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata Kunci:Tipas Karpet, Kompetensi belajar bangun
Ruang sisi Datar.
Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan pada bulan november 2011 sampai dengan bulan Maret 2012 di
SMP Negeri 3 Purworejo Jalan Mardihusodo Nomor 3 Kutoarjo Kabupaten Purworejo.
Subjek penelitian adalah hasil belajar peserta didik kelas VIII C SMP Negeri 3
Purworejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 24 anak.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan
kelas yang terdiri dari tiga siklus dan tiap siklus terdiri dari empat tahapan,
yaitu menentukan perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan, melakukan
pengamatan hasil tindakan dan melakukan refleksi dari hasil pengamatan. Setiap
siklus menggunakan model pembelajaran Tipas Karpet.
Hasil penelitian menunjukkan proses pembelajaran berjalan kondusif.
Terjadi pembelajaran sebaya dan peserta didik berani mengemukakan pendapat. Rata-rata
hasil ulangan kondisi awal, siklus I, siklus II dan siklus III selalu mengalami
kenaikan. Dari kondisi awal dan siklus I terdapat kenaikan sebesar 8,17 yakni
dari 67,00 menjadi 75,17. Dari siklus I dan siklus II terdapat kenaikan sebesar
5,17 yakni dari 75,17 menjadi 80,33. Dari siklus II dan siklus III terdapat
kenaikan sebesar 6,33 yakni dari 80,33 menjadi 82,50. Sehingga dapat
disimpulkan untuk rata-rata hasil ulangan kondisi awal terhadap ulangan siklus III
terdapat kenaikan nilai sebesar 19,83.
Persentase ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, siklus II dan
siklus III selalu mengalami kenaikan. Dari kondisi awal dan siklus I terdapat
kenaikan sebesar 25% yakni dari 16,67% menjadi 41,67%. Dari siklus I dan siklus
II terdapat kenaikan sebesar 25% yakni dari 41,67% menjadi 66,67%. Dari siklus II
dan siklus III terdapat kenaikan sebesar 20,83% yakni dari 66,67% menjadi
87,50%. Sehingga dapat disimpulkan untuk persentase ketuntasan belajar hasil
ulangan kondisi awal terhadap ulangan siklus III terdapat kenaikan sebesar
70,83%.
Terjadi perubahan tingkah laku yang baik dimana peserta didik mau
berbagi jawaban dan menghargai pendapat temannya. Semua siswa memberikan
tanggapan yang positif terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode kipas karpet pada bangun ruang sisi datar
Peningkatan Hasil Belajar Faktorisasi Suku Aljabar
Melalui
Pembelajaran Kooperatif Dengan Blok Aljabar
Siswa Kelas VIII C Semester 1 SMP
Negeri 3 Purworejo
Tahun Pelajaran 2010/2011
OlehTeguh Widodo
(SMP Negeri 3 Purworejo Jl.
Mardihusodo 3 Kutoarjo, Purworejo)
ABSTRAK
Tujuan
dari penelitian tindakan kelas ini adalahuntuk mengetahui apakah melalui pembelajaran kooperatif dengan blok
aljabar dapat meningkatkan hasilbelajar
faktorisasi suku aljabarsiswa kelas
VIII-C semester 1 SMP Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2010/2011.
Penelitian
Tindakan kelas ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2010 di
SMP Negeri 3 Purworejo Jalan Mardihusodo Nomor 3 Kutoarjo Kabupaten Purworejo.
Subyek penelitian adalah hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 3
Purworejo tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 24 anak.
Penelitian
dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari
dua siklus dan tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu menentukan
perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan, melakukan pengamatan hasil
tindakan dan melakukan refleksi dari hasil pengamatan. Setiap siklus
menggunakan pembelajaran kooperatif dengan blok aljabar.
Hasil
penelitian menunjukkan ada kenaikan rata-rata baik dari kondisi awal terhadap
siklus 1, siklus 1 terhadap siklus 2, maupun kondisi awal terhadap siklus 2.
Dari kondisi awal terhadap siklus 1 terdapat kenaikan rata-rata dari 81 menjadi
88, dari siklus 1 terhadap siklus 2 terdapat kenaikan rata-rata dari 88 menjadi
89, sehingga kenaikan rata-rata dari kondisi awal terhadap siklus 2 terdapat
kenaikan dari 81 menjadi 89. Pada prosentase tuntas belajar juga terdapat
kenaikan baik dari kondisi awal terhadap siklus 1, siklus 1 terhadap siklus 2,
maupun kondisi awal terhadap siklus 2. Dari kondisi awal terhadap siklus 1
terdapat kenaikan prosentase tuntas belajar dari 70,83% menjadi 87,50%, dari
siklus 1 terhadap siklus 2 terdapat kenaikan prosentase tuntas belajar dari
87,50% menjadi 91,67%, sehingga kenaikan prosentase tuntas belajar dari kondisi
awal terhadap siklus 2 terdapat kenaikan dari 70,83% menjadi 91,67%.
Kata
Kunci: Pembelajaran kooperatif, Blok Aljabar, Hasil Belajar
Faktorisasi Suku Aljabar.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Matematika
merupakan ilmu yang membantu siswa mengembangkan kemampuan menghitung,
mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Akan tetapi pada kenyataannya, matematika merupakan ilmu
yang sulit dipahami karena banyak rumus-rumus atau simbol-simbol yang abstrak.
Salah satu bidang ilmu yang merupakan bagian dari matematika adalah aljabar.
Sesuatu yang sangat indah dan mendasar dalam aljabar adalah struktur dan
simbolnya. Tetapi banyak murid tidak sepenuhnya memahami konsep abstrak dalam
aljabar karena mereka tidak bisa melihatnya secara real dan secara fisik.
Materi
aljabar di SMP meliputi bentuk aljabar, operasi pada bentuk aljabar, pecahan
aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, SPLDV serta
persamaan kuadrat. Hasil belajar siswa pada bentuk aljabar ini umumnya kurang
memuaskan. Banyak faktor yang menyebabkan mengapa hasil belajar siswa belum
memuaskan. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor guru, faktor siswa, faktor
materi pelajaran, faktor pembelajaran, faktor sarana, faktor lingkungan dan
sebagainya. Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri melainkan saling
mempengaruhi.
Nilai
hasil ulangan harian standar kompentesiAljabar pada kompetensi dasar ke-2. Memahami bentuk aljabar, persamaan
dan pertidaksamaan linear satu varabel dan kompetensi dasar ke-3. Menggunakan
bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel, dan
perbandingan dalam pemecahan masalah, belum memuaskan.Hal ini dapat dilihat dari rata-rata ulangan
harian siswa sebesar78 dan 76, banyaknya siswa
yang masih memperoleh nilai dibawah KKM sebanyak 8 anak atau sebesar 33,33 %
dengan KKM 75.
Melihat
hasil nilai ulangan pada kelas VII yang kurang memuaskan, dimungkinkan nilai
ulangan harian pada materi yang relevan di kelas VIII juga kurang memuaskan.
Materi yang relevan di kelas VIII adalah faktorisasi suku aljabar, sehingga
hasil ulangan pada materi faktorisasi suku aljabar ini dimungkinkan juga kurang
memuaskan.
Salah
satu faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa belum memuaskan adalah faktor
pembelajaran. Apabila pembelajaran menarik dan kontekstual diharapkan siswa
akan termotivasi dan tertarik dengan materi pelajaran yang pada akhirnya akan
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Sebaliknya apabila pembelajaran
kurang menarik maka siswa tidak akan tertarik dengan materi pelajaran.
Banyak
cara yang dilakukan guru agar pembelajaran yang berlangsung sangat menarik bagi
siswa. Menurut Bruner ( dalam Lambas dkk, 2004: 8), jika seseorang mempelajari
sesuatu pengetahuan (misalnya suatu konsep matematika), pengetahuan itu perlu
dipelajari tahap-tahap tertentu agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi
dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut. Proses belajar akan
berlangsung secara optimal jika proses pembelajaran diawali dengan tahap
enaktif (menggunakan benda-benda kongkret), dan kemudian, jika tahap belajar
yang pertama ini telah dirasa cukup, siswa beralih ke kegiatan belajar tahap
dua, yaitu tahap belajar dengan menggunakan modus representasi ikonik (dalam
bentuk bayangan visual, gambar atau diagram), dan selanjutnya,kegiatan belajar diteruskan dengan tahap
belajar dengan menggunakan simbolik (simbol-simbol abstrak).
Pembelajaran
yang sesuai dengan toari Bruner diatas adalah pembelajaran yang dirancang agar
mengaktifkan dan mengembangkan kreatifitas anak sehingga menarik dan
kontekstual yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
Salah satu bentuk pembelajaran yang kontektual dalam Faktorisasi Suku Aljabar
adalah melalui pembelajaran kooperatif dengan blok aljabar. Oleh karena itu
penulis mengadakan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan
judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Faktorisasi Suku Aljabar Melalui
Pembelajaran Kooperatif dengan Blok AljabarSiswa Kelas VIII-C Semester 1 SMP Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran
2010/2011”.
Identifikasi Masalah
Dari
uraian tersebut di atas dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang
muncul dalam proses belajar mengajar. Masalah-masalah tersebut bisa berasal
dari guru, siswa, materi pelajaran, pembelajaran, sarana, lingkungan dan
sebagainya. Masalah-masalah tersebut antara lain: hasil belajar siswa yang
belum memuaskan; rendahnya motivasi belajar siswa; materi pembelajaran yang
rumit; pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat; cara menyampaikan
materi yang kurang menarik, serta kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep
abstrak dalam aljabar karena mereka tidak bisa melihatnya secara real dan
secara fisik. Masalah-masalah tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Hasil
belajar siswa kurang memuaskan disebabkan oleh pembelajaran yang kurang
menarik. Untuk itu harus dicari upaya agar pembelajaran menarik bagi siswa
karena pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Prestasi hasil belajar siswa kurang memuaskan disebabkan oleh pembelajaran yang
kurang menarik. Untuk itu harus dicari upaya agar pembelajaran menarik bagi
siswa karena pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan prastasi hasil
belajar siswa. Dalam penelitian variabel yang dibahas hanya 2 (dua) yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Sebagai variabel bebas yaitu pembelajaran
kooperatif dengan blok aljabar. Sedangkan sebagai variabel terikatnya adalah
hasil belajar Faktorisasi Suku Aljabar. Terdapat tiga materi dalam Faktorisasi
Suku Aljabar, yaitu Menyelesaikan Operasi Bentuk Aljabar, Menentukan
Faktor-faktor Suku Aljabar, dan Pecahan dalam Bentuk Aljabar, dalam penelitian
ini hanya membahas dua materi saja yaituMenyelesaikan Operasi Bentuk Aljabar, dan Menentukan Faktor-faktor Suku
Aljabar. Sedangkan Pecahan dalam Bentuk Aljabar tidak dibahas dalam penelitian
ini.
Cara Pemecahan Masalah
Banyak
alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam operasi
bentuk aljabar. Diantaranya adalah:
1.penggunaan alat
peraga pembelajaran,
2.penggunaan pendekatan kooperatif dalam proses
pembelajaran,
3.pengunaan teknik pembelajaran tutor sebaya,
4.penggunaan media komputer,
5.penggunaan pembelajaran pemecahan masalah
6.penggunaan blok aljabar
Dari beberapa alternatif tersebut di atas
peneliti cenderung memilih penggunaan pendekatan kooperatif dan penggunaan blok
aljabar dalam pembelajaran. Dengan pendekatan kooperatif siswa dapat belajar
dengan berkelompok sehingga dapat menumbuhkan rasa sosial yang tinggi serta
saling membantu dalam pemecahan masalah, sedangkan penggunaan blok aljabar
sangat membantu siswa dalam menkonkritkan bilangan-bilangan matematika yang
abstrak, siswa dapat siswa berhubungan langsung dengan obyek-obyek yang
dipelajarinya sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
permasalahan yang peneliti uraikan di atas, maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut.
Seberapa
besarkah pembelajaran kooperatif dengan blok aljabar dapat meningkatkan
hasilbelajar faktorisasi suku
aljabarsiswa kelas VIII-C semester 1
SMP Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2010/2011?
Tujuan Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran kooperatif dengan
blok aljabar dapat meningkatkan hasil belajar faktorisasi suku aljabarsiswa kelas VIII-C semester 1 SMP Negeri 3
Purworejo tahun pelajaran 2010/2011.
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
1.Pembelajaran
Kooperatif.
Istilah
model pengajaran menurut Lambas (2004: Modul 26: 04) mempunyai empat cirri
khusus yaitu: rasionel teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya;
tujuan pembelajaran yang akan dicapai; tingkah laku mengajar yang diperlukan
agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar
yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif
memiliki tiga tujuan penting, yaitu: hasil belajar akademik; penerimaan
terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Masih menurut Lambas,
pendekatan-pendekatan pada model kooperatif terdiri dari: tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions); tipe
Jigsaw; tipe inventigasi kelompok,
dan tipe pendekatan struktural.
Dalam
model pembelajaran kooperatif menempatkan siswa bekerjasama dalam belajar dan
bertanggungjawab terhadap teman-teman satu timnya. Metode ini menekankan pada
tujuan dan kesuksesan tim, yang hanya bisa dicapai jika seluruh anggota tim
mempelajari apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Bagian esensial dari model
ini adalah adanya kerjasama anggota kelompok dan kompetisi antar kelompok.
Siswa bekerja dikelompok untuk belajar dari temannya serta “mengajar” temannya
(Departemen Pendidikan Nasional, 2007).
Pembelajaran
kooperatifadalah pembelajaran yang
melibatkan unsur siswa itu sendiri sehingga siswa dapat berinteraksi dalam
menyelaseaikan tugas-tugas yang sulit dan setiap anggota saling memunculkan
pemecahan masalah dengan efektif dalam masing-masing kelompok, selain itu,,
siswa juga saling mengajar sesama siswa lainnya.Pada pembelajaran kooperatif akan terlaksana
pengajaran oleh rekan sebaya (peer
teching) sehingga lebih efektif dari pada pengajaran oleh guru.
2.Blok
Aljabar
Blok
Aljabar merupakan suatu alat peraga. Alat peraga ini merupakan model geometri
yang digunakan untuk mengkonkritkan pengertian variabel dan konstanta dalam
aljabar yang merupakan konsep abstrak. Merupakan model geometri karena alat ini
berupa blok yang berbentuk bangun geometri, yaitu: persegi dan persegipanjang,
dan penggunaan alat ini juga mengacu pada prinsip-prinsip yang ada dalam
geometri, yaitu konsep panjang, lebar dan luas.
Alat
peraga blok aljabar terdiri dari 3 jenis blok, yaitu:
1.blok satuan,
berupa persegi dengan panjan sisinya satu satuan panjang atau dengan1 cm x 1 cm. Pada blok satuan ini ada dua
jenis warna, yaitu warna merah menunjukkan positif satu (1) dan warna biru
menunjukkan negative satu (-1).
2.blok x, berupa persegi panjang dengan ukuran
2 cm x 1 cm. Pada blok ini juga menggunakan dua jenis warna, yaitu warna merah
menunjukkan positif x (x) dan warna biru menunjukkan negative x (-x).
3.blok x2, berupa persegi dengan
panjang sisi 2 cm. Pada blok ini juga menggunakan dua jenis warna, yaitu warna
merah menunjukkan positif x2 (x2) dan warna biru
menunjukkan negative x2 (-x2).
Untuk
keperluan penggunaan oleh siswa agar mudah dipegang, disusun dan diamati, blok-blok
dalam alat ini akan dibuat dengan menggunakan kertas manila berwarna atau
kertas asturo. Alat peraga ini digunakan dengan
cara menyusunnya sesuai dengan simbol pada aljabar, kemudian diotak-atik dan
dipindah-pindah untuk memahami simbol-simbol dan mencari penyelesaian pada
pelajaran persamaan kuadrat. Sesuatu yang dapat diotak-atik, dipindahkan dan
disusun untuk mendapatkan sesuatu yang baru, merupakan sebuah pendekatan yang
baru (Sobel, Max A. Dkk, 2003).
Pada
penggunaan blok aljabar ini, siswa mengkonstruksi kembali
pengetahuan-pengetahuan tentang perkalian yang telah dimilikinya. Menurut
Yulaelawati (2004: 54) dalam teori konstruktivistik, belajar merupakan proses
yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman dan
perundingan (negosiasi) makna melalui berbagai informasi atau mencari
kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau kerja sama dengan
orang lain. Berdasarkan hasil – hasil eksperimen dan observasi yang dilakukan
oleh Bruner dan Kenney, pada tahun 1963 (Lambas, 2004: 10) kedua pakar tersebut
mengemukakan empat prinsip tentang cara belajar dan mengajar matematika yang
masing – masing mereka sebut sebagai “teorema”. Keempat teorema tersebut adalah
teorema konstruksi, teorema notasi, teorema kekontrasan dan variasi serta
teorema konektivitas. Didalam teorema konstruksi dikatakan bahwa cara yang
terbaik bagi seseorang siswa untuk mempelajari sesuatu konsep atau prinsip
dalam matematika adalah dengan mengkonstruksi sebuah representasi dari konsep
atau prinsip tersebut. Siswa yang lebih dewasa mungkin bisa memahami suatu
konsep atau suatu prinsip dalam matematika hanya dengan menganalisis sebuah
representasi yang disajikan oleh guru mereka; akan tetapi, untuk kebanyakan
siswa, khususnya untuk siswa yang lebih muda, proses belajar akan lebih baik
jika para siswa mengkonstruksi sendiri representasi dari apa yang dipelajari
tersebut. Alasannya, jika para siswa bisa mengkonstruksi sendiri representasi
tersebut mereka akan lebih mudah menemukan sendiri konsep atau prinsip yang
terkandung dalam representasi tersebut, sehingga untuk selanjutnya mereka juga
mudah untuk mengingat hal – hal tersebut dan dapat mengaplikasikannya dalam
situasi – situasi yang sesuai.
Memfaktorkan
berarti menyatakan suatu bentuk aljabar ke dalam perkalian dua bentuk aljabar.
Dalam geometri luas daerah suatu persegi panjang merupakan hasilkali panjang
dan lebar yang dapat dikatakan juga merupakan perkalian dari dua bilangan,
sehingga dapat dikatakan memfaktorkan adalah menguraikan luas persegi panjang
ke dalam panjang dan lebarnya.
3.Prestasi
Hasil Belajar Faktorisasi Suku Aljabar
Menurut
Sudjana (2000: 28) belajar pada hakekatnya adalah sebagai inti dari proses
pembelajaran yaitu suatu proses perubahan tingkah laku melalui berbagai
pengalaman yang dilakukan bukan mengingat maupun menghafal. Sedangkan Muhibbin
(2001: 92) menyatakan bahwa belajar pada dasarnya dapat dipahami sebagai
tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Sedangkan
Winkel dalam Suwarno (2008: 40) mendefinisikan belajar sebagai aktifitas mental
atau psikis yang berlangsung interaksi aktif yang menghasilkan
perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi dari tidak mengetahui
menjadi mengetahui, dari tidak bisa menjadi bisa, maupun merupakan peningkatan
pengetahuan atau keterampilan yang dimilikinya. Dengan kata lain
perubahan-perubahan ini bisa hasil baru atau penyempurnaan terhadap hasil yang
diperoleh dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.
Pembelajaran
yang dalam hal ini pengajaran menurut Rohani dalam Widodo (2010, 48) merupakan
aktivitas (proses) yang sistematis dan sistematik yang terdiri atas banyak
komponen. Suatu pengajaran akan bisa disebut berjalan dan berhasil secara baik
manakala ia mampu mengubah diri peserta didik dalam arti luas serta mampu
menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik untuk belajar sehingga pengalaman
yang diperoleh peserta didik selama ia terlibat dalam proses pengajaran itu
dapat dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan pribadinya.
Bukhari
(1997: 85) berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai anak sebagai
hasil belajar yang berupa angka, huruf serta tindakan hasil belajar yang
dicapai. Sependapat dengan Bukhari, Suratinah Tirtonegorodalam Widodo (2009, 71) menyatakan bahwa
prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha bentul simbol, angka, huruf
ataupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai setiap anak
dalam suatu periode tertentu.
Faktorisasi
suku aljabar merupakan salah satu materi pelajaran yang esensial yang diajarkan
pada siswa kelas SMP VIII semester l. Marsigit (2009, 06) mendefinisikan
aljabar adalah bentuk penulisan yang merupakan kombinasi antara koefisien dan
variabel.
Hipotesis
Sebagai
jawaban sementara atas hasil tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini maka
dapat diajukan hipotesis “melalui pembelajaran kooperatif dengan blok aljabar
dapat meningkatkan prestasi hasil belajar faktorisasi suku aljabarsiswa kelas VIII-C semester 1 SMP Negeri 3
Purworejo tahun pelajaran 2010/2011”.
METODE PENELITIAN
Setting, Subyek dan Waktu Penelitian
Peneltitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di SMP Negeri 3 Purworejo, yang beralamat di jalan Mardihusodo No.
3 Kutoarjo, Kabupaten Purworejo telepon (0275) 641048. Subyek penelitian adalah
masih rendahnya prestasi hasil belajar faktorisasi suku aljabar siswa kelas
VIII-C SMP Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 24 anak
terdiri dari 10 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Dalam penelitian ini
peneliti juga melibatkan dua rekan guru matematika sebagai pengamat yaitu Sri
Eni Rahayu, S.Pd dan Tri Wahyu H, S.Pd. Peneltitian tindakan kelas ini
dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, mulai bulan Mei sampai dengan bulan Oktober
2010
Desain
Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan
model Kemmis dan Taggart dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi, serta refleksi dan tindak lanjut untuk setiap siklus. Penelitian
tindakan kelas ini dirancang menjadi dua siklus utama yaitu siklus1 dan 2. Pada masing-masing siklus, siswa
dibagi dalam beberapa kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5
siswa pada siklus 1 serta 3 - 4 siswa pada siklus 2. Selanjutnya secara
berkelompok siswa mengerjakan tugas dan diakhiri dengan presentasi.
Teknik
Pengumpulan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi dan tes. Observasi
dilakukan untuk mengungkap motivasi dan aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar dan efektivitas pembelajaran kooperatif dengan blok aljabar dalam
kegiatan belajar mengajar. Tes dalam hal ini berupa tes prestasi untuk
memperoleh data kuantitatif terhadap hasil belajar faktorisasi suku aljabar.
Data yang terkumpul dianalisis
secara deskriptif dengan menggunakan analisis persentase. Melalui teknik
analisis persentase ini, diharapkan hasil dan tindakan-tindakan yang
direncanakan dapat terungkap.
Indikator
Kinerja
Keberhasilan kegiatan penelitian
tindakan kelas ini, jika aktivitas siswa secara individu untuk kategori cukup,
baik, dan sangat baik mencapai 85%.Rata-rata hasil ulangan minimum 80,00 dengan ketuntasan belajar lebih
dari 85%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebelum melakukan penelitian, siswa
mengerjaka pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa, yang selanjutnya hasil
nilai pretes digunakan sebagai nilai kondisi awal. Pretes dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 29 Juli 2010. Hasil pretes ini adalah: rata-rata hasil
evaluasi = 81; banyaknya siswa yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama
dengan KKM sebanyak 17 siswa, dan ketuntasan belajar70,83 %.
Siklus 1
Dilaksanakan dalan 5 (lima) kali
tatap muka. Siswa bekerja dalam kelompok dengan jumlah kelompok berjumlah 4-5
anak. Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 2 Agustus 2010 dengan
materi Manfaktorkan bentuk ab + ac = a(b + c). Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 5 Agustus 2010 dengan materi Manfaktorkan bentuk bentuk a2
±2 ab + b2 = (a b)2.
Setelah selesai, wakil dari masing-masing kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasil kegiatan dan dikomentari oleh kelompok yang lainnya. Pertemuan
ke-3 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 7 Agustus 2010 dengan materi
Manfaktorkan bentuk bentuk a2 -b2 = (a + b)(a
– b). Pertemuan ke-4 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 Agustus 2010
dengan kegiatan ulangan harian untuk memperoleh data berupa nilai pada kegiatan
siklus ke-1. Pertemuan ke-5 dilaksanakan pada hari Senintanggal 16 Agustus 2010 dengan kegiatan
perbaikan dan pengayaan.
Berdasarkan hasil tes dan
pengamatan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus 1 ini belum
memuaskan. Hasil tes terlihat bahwa rata-rata siklus 1 adalah 88, walaupun
sudah melampaui indikator kinerja yaitu 80, namun hal ini belum optimal. Siswa
yang memperoleh nilai diatas KKM sebanyak 19 siswa atau 79,17% dengan indikator
kinerja 85%, sehingga belum melampaui indikator kinerja. Banyaknya anak yang
memperoleh nilai dibawah KKM sebanyak 5 siswa atau 20,83%, sehingga perlu
diadakan siklus 2 agar rata-rata nilai lebih meningkat serta semua siswa
memperoleh nilai diatas KKMDari hasil
pengamatan kedua observer terhadap aktivitas siswa diatas, menunjukkan
aktivitas siswa secara individu untuk kategori cukup, baik, dan sangat baik
mencapai 95% anak hal ini melampaui indikator kinerja yaitu 85%.
Siklus 2
Pembelajaran pada siklus 2
menggunakan pembelajaran kooperatif dengan jumlah anggota tiap kelompok adalah
3 – 4 siswa. Materi pembelajaran pada siklus 2 ini adalah menfaktorkan bantuk
ax2 + bx + c dengan a = 1 dan c ≠ 0; dan menfaktorkan bentuk ax2
+ bx + c dengan a ≠ 1 dan c ≠ 0.
Siklus 2 dilaksakan dalam empat kali
tatap muka. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 19 Agustus
2010 dengan materi menfaktorkan bantuk ax2 + bx + c dengan a = 1 dan
c ≠ 0. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 Agustus 2010
dengan materi menfaktorkan bentuk ax2 + bx + c dengan a ≠ 1 dan c ≠
0. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Agustus 2010 dengan
kegiatan ulangan harian untuk memperoleh data sebagai nilai kegiatan siklus
ke-2. Pertemuan keempat dilaksankan pada hati Kamis 26 Agustus 2010 dengan
kegiatan pengayaan.
Berdasarkan hasil tes dan
pengamatan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus 2 ini cukup
memuaskan. Hasil tes terlihat bahwa rata-rata siklus 2 adalah 89, hal ini sudah
melampaui indikator kinerja yaitu 80. Siswa yang memperoleh nilai diatas KKM
sebanyak 22 siswa atau 91,67% dengan indikator kinerja 75% Banyaknya anak yang
memperoleh nilai dibawah KKM sebanyak 2 siswa atau 8,33%. Dari hasil pengamatan
kedua observer terhadap aktivitas siswa pada proses belajar mengajar siklus 2,
menunjukkan aktivitas siswa secara individu untuk kategori cukup, baik, dan
sangat baik mencapai 100% anak, hal ini melampaui indikator kinerja yaitu 85%.
Pembahasan
Setelah melakukan pembelajaran
kooperatif dan dengan alat bantu blok aljabar pada faktorisasi suku
aljabarsiswa kelas VIII-C semester 1
SMP Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2010/2011 maka dapat disimpulkan hasil
penelitian tindakan kelas ini adalah: Rata-rata hasil ulangan 85 dengan ketuntasan
belajar 91,67%. Hal ini melebihi target sesuai dengan indikator kinerja yaitu
rata-rata hasil ulangan minimum 80,00 dengan ketuntasan belajar lebih dari 85%.
Terjadi kenaikan rata-rata hasil ulangan harian sebesar 8 (delapan) dan terjadi
kenaikan prosentase ketuntasan belajar sebesar 20,84%. Sehingga hipotesis yang
berbunyi “melalui pembelajaran kooperatif dengan blok aljabar dapat
meningkatkan prestasi hasil belajar faktorisasi suku aljabarsiswa kelas VIII-C semester 1 SMP Negeri 3
Purworejo tahun pelajaran 2010/2011”, dapat diterima.
Kegiatan penelitian tindakan kelas
ini berhasil, karena aktivitas siswa secara individu untuk kategari cukup, baik
dan sangat baik pada siklus 1 dan siklus 2 mencapai 97,78% (96,30% pada siklus
1 dan 100% pada siklus 2). Sedangkan indikator keberhasilan kegiatan penelitian
tindakan kelas ini, jika aktivitas siswa secara individu untuk kategori cukup,
baik, dan sangat baik mencapai 85%.
Hasil observasi terhadap kinerja
guru, diperoleh hasil untuk kategori cukup, baik dan sangat baik 98,67% dengan rincian
97,78% pada siklus 1 dan 100% pada siklus 2.
PENUTUP
Simpulan
Banyak cara yang digunakan oleh guru
untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. Prestasi hasil belajar siswa
yang kurang memuaskan bisa diakibatkan oleh pembelajaran yang kurang menarik. Sehingga
pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan prastasi hasil belajar siswa.
Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan pembelajaran kooperatif dengan
blok aljabar ternyata dapat meningkatkan hasil belajar faktorisasi suku aljabarsiswa kelas VIII-C semester 1 SMP Negeri 3
Purworejo tahun pelajaran 2010/2011 karena pembelajaran ini kontekstual dan
menarik bagi siswa.
Saran
1.Hendaknya guru
dalam menyampaikan materi pelajaran menggunakan pendekatan yang kontekstual dan
menarik bagi siswa sesuai dengan materi pembelajaran.
2.Guru dapat mengambil alat bantu pembelajaran
yang sederhana sehingga mudah untuk dilaksanakan.
Departemen
Pendidikan Nasional. 2007. Model-Model
Pembelajaran Matemtika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Luar
Biasa.
Ella
Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan
Pembelajaran. Bandung: Pakar Raya.
Lambas
,dkk. 2004. Matematika. Modul Pelatihan
Terintegrasi Buku 3. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Marsigit,
2009. Mathematics 2 For Yunior High
SchoolYear VIII. Bogor. Yudhistira
Sobel, Max A. dan Maletsky, Evan M. (2003). Mengajar Matematika. Jakarta: Penerbit Erlangga
Suwarno,
2008, Upaya Menangani Kesulitan Matematika dalam Menyelesaikan Soal-soal
Pemecahan Masalah Jenis Terbuka Siswa Kelas V SD Negeri Gedongan Kecamatan
Plupuh Kabupaten Sragen Tahun 2006/2007, Adi
Cendikia,Volume 1 No. 3, 38 – 43.
Syah
Muhibbin. 2001. Psikologi Pendidikan
dengan Pendidikan Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Widodo
Teguh, 2009, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PLSV dan PtSLV melalui
Pembelajaran Go To The Market Siswa Kelas VII C Semester 1 SMP Negeri 3
Purworejo Tahun Pelajaran 2008/2009, Adi
Cendikia,Volume 2 No. 6, 69 - 74.
Widodo
Teguh, 2010, Optimalisasi Motivasi Belajar Matematika Melalui Teknik Permainan
Kartu Bridge Pada Barisan dan Deret Bilangan Siswa Kelas IX D SMP Negeri 3
Purworejo Tahun 2008/2009 , Bhakti Utama,
Volume 3 No. 2, 46 - 52.
Upaya Meningkatkan Motivasi
Belajar Persamaan Garis Lurus dan SPLDV dengan Pembelajaran Menggunakan Alat
Bantu Komputer Program Winplot Siswa Kelas
VIII C Semester 1 SMP Negeri 3 Purworejo
Tahun Pelajaran 2009/2010
Oleh. Teguh Widodo, S.Pd., M.M
(Guru Matematika SMP Negeri 3 Purworejo)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian tindakan
kelas ini adalahuntuk mengetahui apakah
melalui pembelajaran dengan alat bantu komputer program Winplot dapat
meningkatkan motivasi belajar Persamaan Garis Lurus dan Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel siswa kelas VIII C semester 1 SMP Negeri 3 Purworejo Tahun
Pelajaran 2009/2010.
Penelitian Tindakan kelas ini
dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan Desember 2009 di SMP Negeri 3
Purworejo Jalan Mardihusodo Nomor 3 Kutoarjo Kabupaten Purworejo. Subyek
penelitian adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran
2009/2010 yang berjumlah 24 anak.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan
kelas yang terdiri dari dua siklus dan tiap siklus terdiri dari empat tahapan,
yaitu menentukan perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan, melakukan
pengamatan hasil tindakan dan melakukan refleksi dari hasil pengamatan.Setiap
siklus pembelajarannya menggunakan alat bantu komputer program Winplot.
Hasil penelitian
menunjukkan ada kenaikan rata-rata baik
dari kondisi awal terhadap siklus 1, siklus 1 terhadap siklus 2, maupun kondisi
awal terhadap siklus 2.Dari kondisi awal terhadap siklus 1 terdapat
kenaikan rata-rata dari 83 menjadi 89, dari siklus 1 terhadap siklus 2 terdapat
kenaikan rata-rata dari 89 menjadi 94, sehingga kenaikan rata-rata dari kondisi
awal terhadap siklus 2 terdapat kenaikan dari 83 menjadi 94. Pada prosentase
tuntas belajar juga terdapat kenaikan baik dari kondisi awal terhadap siklus 1,
siklus 1 terhadap siklus 2, maupun kondisi awal terhadap siklus 2. Dari kondisi
awal terhadap siklus 1 terdapat kenaikan prosentase tuntas belajar dari 75%
menjadi 87,50%, dari siklus 1 terhadap siklus 2 terdapat kenaikan prosentase
tuntas belajar dari 87,50% menjadi 91,67%, sehingga kenaikan prosentase tuntas
belajar dari kondisi awal terhadap siklus 2 terdapat kenaikan dari 75% menjadi
91,67%.
Kata Kunci:Komputer Program Winplot, Hasil Belajar, Persamaan Garis Lurus dan SPLDV.
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Persamaan garis lurus dan sistem
persamaan linear dua variabel merupakan dua buah materi pembelajaran yang
diajarkan pada kelas VIII SMP. Sebagian besar siswa kurang menguasai materi
tersebut karena membutuhkan ketelatenan dan kecermatan dalam menggabar grafik
persamaan garis lurus. Hal ini berakibat pada prestasi hasil belajar yang
diperoleh pada ulangan harian belum memuaskan.
Salah satu faktor yang
menyebabkan prestasi belajar siswa belum memuaskan adalah faktor pembelajaran. Apabila
pembelajaran menarik dan berbasis teknologi diharapkan dapat meningkatkan
motivasi belajar yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Sebaliknya apabila pembelajaran kurang menarik maka siswa kurang termotivasi
dengan materi pelajaran. Oleh karena itu perlu dirancang pembelajaran yang mengaktifkan
dan mengembangkan kreatifitas anak sehingga menarik yang pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
Penggunaan komputer dalam pembelajaran matematika merupakan suatu daya tarik tersendiri bagi
siswa. Komputer generasi baru mampu menggambar grafik fungsi dua dimensi dan
tiga dimensi dengan sangat baik. Salah satu perangkat lunak komputer yang dapat
digunakan untuk membantu pembelajaran matematika yang terkait dengan grafik
fungsi adalah program Winplot. Program ini merupakan program gratis (totally
freeware ) yang dapat didownload dari website: (http://www.exeter.edu/public/peanut.html).
Program Winplot ini sudah under windows dan dirancang untuk
membantu pembelajaran matematika yang terkait dengan grafik fungsi, baik
dimensi dua maupun dimensi tiga secara interaktif.
Pembelajaran dengan alat bantu
komputer program Winplot ini selain
berbasis teknologi tentunya juga menyenangkan bagi siswa. Oleh karena itu
penulis mengadakan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan
judul “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Persamaan Garis Lurus dan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel dengan Pembelajaran Menggunakan Alat Bantu
Komputer Program Winplot Siswa Kelas VIII
C Semester 1 SMP Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010”.
Rumusan Masalah
Permasalahan yang ingin
dijawab dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui pembelajaran dengan alat
bantu komputer program Winplot dapat
meningkatkan motivasi belajar Persamaan Garis Lurus dan Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel siswa kelas VIII C semester 1 SMP Negeri 3 Purworejo Tahun
Pelajaran 2009/2010?”
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran dengan alat bantu
komputer program winplot dapat
meningkatkan motivasi belajar persamaan garis lurus dan sistem persamaan linear
dua variabel siswa kelas VIII C semester 1 SMP Negeri 3 Purworejo Tahun
Pelajaran 2009/2010.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Belajar
Muhibbin (2001: 92) menyatakan
bahwa belajar pada dasarnya dapat dipahami sebagai tahapan perubahan tingkah
laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dengan kata lain perubahan-perubahan
ini bisa hasil baru atau penyempurnaan terhadap hasil yang diperoleh dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Sedangkan menurut
Sudjana (2000: 28) belajar pada hakekatnya adalah sebagai inti dari proses
pembelajaran yaitu suatu proses perubahan tingkah laku melalui berbagai
pengalaman yang dilakukan bukan mengingat maupun menghafal.
Teori Motivasi
Menurut Lambas dkk (2004: 7),
motivasi dapat didefinisikan sebagai tenaga pendorongyang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah
suatu tujuan tertentu. Adanya motivasi pada siswa dapat terindikasi oleh
kuatnya tingkah laku siswa untuk mencapai tujuan. Apabila siswa mempunyai
motivasi tinggi maka ia akan: (1) memperlihatkan minat dan mempunyai perhatian,
(2) bekerja keras dan memberikan waktu kepada usaha tersebut, serta (3) terus
bekerja sampai tugas terselesaikan. Guru dapat meningkatkan motivasi kompetensi
siswa dengan menerapkan pendekatan internal sehingga unjuk kerja siswa dapat
berubah, dan siswa dapat mengontrol prestasinya. Hal itu dapat dilakukan dengan
jalan: (1) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat diri sendiri secara
objektif, (2) menyesuaikan tingkat kesukaran tugas dengan kemampuansiswa,sehinggasiswamempunyaiharapanuntukberhasil, (3) memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan tugas yang mempunyai nilai tinggi dan membangkitkan
minat, (4) tugas disesuaikan dengan minat dan pengalaman siswa sebelumnya, (5)
materi matematika yang disajikan disusun dan diberikan sedemikian rupa sehingga
menarik perhatian dan mengikutsertakan siswa, dan (6) memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melakukan penguatan pada diri sendiri atas usaha dan
ketahanannya.
Persamaan Garis Lurus Dan Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel
Hakekat matematika menurut
Hudojo (1979: 96) adalah berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur, dan
hubungan-hubungannya yang diatur menurut urutan yang logis dan juga berkenaan
dengan konsep-konsep abstrak. Konsep-konsep abstrak tersebut tertulis dalam
bentuk variabel-variabel, baik itu dalam bentuk persaamaan maupun
pertidaksamaan. Persamaan garis lurus dan sistem persamaan linear dua variabel
(SPLDV) merupakan materi pelajaran yang esensial yang diajarkan pada siswa
kelas VIII SMP semester l.
Adinawan (2002: 160)
menyatakan bahwa persamaan linear adalah kalimat terbuka yang memiliki hubungan
sama dengan dan variabelnya berpangkat satu. Sedangkan persamaan menurut
Sudirman (2004: 129) adalah kalimat terbuka yang menyatakan hubungan ”sama
dengan” (=). Kalimat terbuka itu sendiri adalah kalimat yang memuat variabel
(peubah) sehingga belum dapat ditentukan benar atau salahnya.
Persamaan linear dengan dua
variabel adalah suatu persamaan yang tepat mempunyai dua variabel dan
masing-masing variabelnya berpangkat satu. Sistem persamaan linear dua variabel
terdiri dari dua persamaan, dan pengganti-pengganti dari variabelnya harus
memenuhi untuk kedua persamaan tersebut..
Komputer
Program Winplot
Komputer telah memainkan peranan penting dalam
pembelajaran matematika. Pembelajaran berbantuan komputer merupakan strategi
yang efektif untuk meningkatkan sikap lebih tertarik, tidak mudah menyerah, dan
aktif menyelesaikan tugas. Kehebatan komputer terutama terletak pada:(1)
kemampuannya untuk mengerjakan secara matematis model-model sistem fisis yang
dihadapi, dan (2) kemampuannya untuk men-display-kan hasil-hasil
model-model itu dengan grafik yang bagus dan jelas.
Winplot adalah suatu program yang diciptakan dan diproduksi oleh
Richard Parris. Program ini dapat diperoleh secara gratis melalui (http://www.exeter.edu/public
/peanut.html). Program Winplot ini dapat digunakan untuk
menggambar grafik fungsi yang lengkap dengan sumbu-sumbu koordinatnya sehingga
akan memudahkan siswa untuk menggambar grafik fungsi dan mengeksplorasi
sifat-sifat grafik fungsi.
Hipotesis Tindakan
Sebagai jawaban
sementara atas hasil tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini maka dapat
diajukan hipotesis melalui
pembelajaran dengan alat bantu komputer program Winplot dapat meningkatkan motivasi belajar Persamaan Garis Lurus
dan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel siswa kelas VIII C semester 1 SMP
Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010.
METODE
PENELITIAN
Setting, Subyek danWaktu Penelitian
Peneltitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3
Purworejo, yang beralamat di jalan Mardihusodo No. 3 Kutoarjo, Kabupaten Purworejo.
Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII C semester 1 SMP Negeri 3
Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 24 anak. Peneltitian
tindakan kelas ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan
Desember 2009
Langkah-langkah
Tahapan dalam penelitian
tindakan kelas ini terdiri dari 2yaitu
siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus 1, dibagi dalam beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa, dengan materi persamaan garis
lurus. Pada siklus 2, siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 2 siswa, dengan materi SPLDV metode grafik. Pembelajaran
pada siklus 1 dan siklus 2 menggunakan komputer program Winplot.
Desain Penelitian
Desain penelitian ini
menggunakan model Kemmis dan Taggart dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi, serta refleksi dan tindak lanjut untuk setiap siklus.
Penelitian tindakan kelas ini dirancang menjadi dua siklus utama yaitu
siklus1 dan 2.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi dan tes. Observasi
dilakukan untuk mengungkap motivasi dan aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar dan efektivitas pembelajaran dengan alat bantu komputer program Winplot dalam kegiatan belajar mengajar.
Tes dalam hal ini berupa tes prestasi untuk memperoleh data kuantitatif
terhadap hasil belajar
Persamaan Garis Lurus dan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil evaluasi pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 seperti tertuang
pada tabel sebagai berikut.
Uraian
Nilai Hasil Ulangan
Kondisi Awal
Siklus 1
Siklus 2
Rata-rata
83
89
94
N tertinggi
100
100
100
N terendah
70
70
70
Tuntas Belajar
18
21
22
(75 %)
(87,50 %)
(91,67%)
Dari tabel
diatas dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Terdapat kenaikan rata-rata baik
dari kondisi awal terhadap siklus 1, siklus 1 terhadap siklus 2, maupun kondisi
awal terhadap siklus 2. Dari kondisi awal terhadap siklus 1 terdapat kenaikan
rata-rata dari 83 menjadi 89, dari siklus 1 terhadap siklus 2 terdapat kenaikan
rata-rata dari 89 menjadi 94, sehingga kenaikan rata-rata dari kondisi awal
terhadap siklus 2 terdapat kenaikan dari 83 menjadi 94. (2) Terdapat kenaikan
prosentase tuntas belajar baik dari kondisi awal terhadap siklus 1, siklus 1
terhadap siklus 2, maupun kondisi awal terhadap siklus 2. Dari kondisi awal
terhadap siklus 1 terdapat kenaikan prosentase tuntas belajar dari 75% menjadi
87,50%, dari siklus 1 terhadap siklus 2 terdapat kenaikan prosentase tuntas
belajar dari 87,50% menjadi 91,67%, sehingga kenaikan prosentase tuntas belajar
dari kondisi awal terhadap siklus 2 terdapat kenaikan dari 75% menjadi 91,67%.
Setelah melakukan pembelajaran dengan alat bantu komputer program Winplot pada Persamaan Garis Lurus dan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel siswa kelas VIII C semester 1 SMP Negeri 3
Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010, maka dapat disimpulkan hasil
penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut. (1) Rata-rata hasil ulangan 94 dengan ketuntasan
belajar 91,67%. Hal ini melebihi target sesuai dengan indikator kinerja yaitu
rata-rata hasil ulangan minimum 80,00 dengan ketuntasan belajar lebih dari 70%.
Sehingga hipotesis yang
berbunyi “melalui
pembelajaran dengan alat bantu komputer program Winplot dapat meningkatkan motivasi belajar Persamaan Garis Lurus
dan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel siswa kelas VIII C semester 1 SMP
Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010”, dapat diterima. (2) Kegiatan penelitian tindakan kelas ini berhasil,
karena aktivitas siswa secara individu untuk kategari cukup, baik dan sangat
baik pada siklus 1 dan siklus 2 mencapai 97,5% (95% pada siklus 1 dan 100% pada
siklus 2. Sedangkan indikator keberhasilan kegiatan penelitian tindakan kelas
ini, jika aktivitas siswa secara individu untuk kategori cukup, baik, dan
sangat baik mencapai 85%.
PENUTUP
Banyak cara yang
digunakan oleh guru untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. Prestasi
hasil belajar siswa yang kurang memuaskan bisa diakibatkan oleh pembelajaran
yang kurang menarik. Sehingga pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan
prastasi hasil belajar siswa. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan alat bantu komputer program Winplot pada Persamaan Garis Lurus dan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel siswa kelas VIII C semester 1 SMP Negeri 3
Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010, ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, karena pembelajaran
ini kontekstual dan menarik bagi siswa.
PUSTAKA
Adinawan, M. Cholik, dkk.
2002. Matematika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Hudojo, Herman. 1979. Pengembangan
Kurikulum Matematika dan Pelaksanaanya di Depan Kelas. Jakarta: Usaha
Nasional.
Lambas ,dkk. 2004. Matematika.
Modul Pelatihan Terintegrasi Buku 3. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat
Pendidikan Lanjutan Pertama.
Sudirman, dkk. Cetakan
Pertama 2004. Cerdas Aktif Matematika Jilid 1 A. Jakarta: Ganeca Exact.
Sudjana Nana. 2000. Dasar-dasar
Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo.
Syah Muhibbin. 2001. Psikologi
Pendidikan dengan Pendidikan Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.